Free Games for Game Boy Advance

Disite ini saya ingin membantu para game lover untuk mendapatkan game gratis, baik emulator atau game lainnya. Site ini didominasi game, meskipun begitu saya tetap membubuhkan pengetahuan berupa artikel, makalah, yang semoga bisa bermanfaat buat kita semua... amin... Enjoy Here!!!

Pembahasan (2.5-2.6)

on Kamis, 11 Juni 2009

2.5 Etika Berhubungan Sekretaris dengan Isteri pimpinan

Pengertian sekretaris di sini adalah sekretaris wanita, karena ada juga sekretaris pria. Seorang isteri pimpinan yang mempunyai perasaan khawatir dan cemburu terhadap wanita lain yang selalu dekat dengan suaminya, termasuk sekretaris suaminya, merupakan hal yang wajar. Bahkan dalam pepatah jawa pun dikatakan ,witing tresna jalaran saka kulina, artinya rasa cinta dapat tumbuh karena kebiasaan . Walapun tidak ada tidak ada hubungan apa-apa antara suami dengan sekretarisnya, tidak jarang sang isteri pimpinan tetap mempunyai perasaan cemburu, meskipun dengan kadar yang sedikit lebih rendah.



Oleh karen itu, menurut Bratawidjaya, (1992:251-256) menyimpulkan delapan pedoman dalam bersikap seorang sekretaris terhadap isteri pimpinannya, yaitu:

1) Bisa memahami keadaan

Tidak ada wanita di dunia ini yang yang tidak takut tahtanya direbut. Begitu pula isteri pimpinan. Kekhwatiran terhadap sekretaris suaminya adalah wajar. Ada berbagai hal yang dapat menimbulkan perasaan khawatir. Misalnya isteri pimpinan lebih tua, lebih kuno, dan lain-lain. Sehingga merasa kalah bersaing dengan sekretaris suaminya. Sekretaris suaminya lebih muda, terawat kecantikannya, luwes, berpakaian rapi, penampilan lebih cerai dan sekretaris lebih memahami selera sang pimpinan. Oleh karena itu, sekretaris harus bisa memahami perasaan isteri pimpinan dengan lebih bijak, hati-hati, dan waspada serta harus selalu menjaga jarak.

2) Jangan menimbukan provokasi

Kadang-kadang, melihat sikap isteri pimpinan yang begitu cemburu bisa timbul hasrat sekretaris untuk sengaja membuatnya bertambah jengkel. Sebaiknya hasrat semacam itu dihilangkan. Hal-hal demikian tidak berguna sama sekali, bahkan banyak membuang energi yang tidak bermanfat.

Apabila terlalu sering seorang suami diajak bertengkar dengan isterinya dengan alasan sikap sekretarisnya, tentunya hal ini akan menjadikan hubungan antara sekretaris dan pimpinan menjadi terganggu dan timbul perasaan tidak senang terhadap sekretaris. Bahkan, akibat sikap sekretaris yang provokatif ini dapat menjadikan suasana kerja menjadi kacau.

3) Hindari menjadi juru bicara pimpinan dengan isterinya

Seringkali pimpinan menyuruh untuk menyampaikan sesuatu pesan kepada isterinya di rumah. Jelaskan kepada pimpinan bahwa akan lebih baik pimpian yang menelepon isternya. Karena seorang isteri akan lebih senang menerima, jika suaminya sendiri yang mengatakan.

Apabila isteri pimpinan menelepon padahal suaminya memang tidak bisa menerima (sedang rapat atau pergi dalam urusan bisnis), maka perlu minta kepada pimpinannya supaya segera menelepon isterinya kembali walaupun pesan kepada pimpianan sudah disampaikan.

Hal kecil seperti ini akan membantu mengurangi rasa curiga isteri pimpinan terhadap sekretaris, karena dianggapnya sekretaris tidak mengahalangi komunikasi langsung antara pimpinan dengan isterinya.

4) Jangan ikut campur atau ambil bagian dalam pertengkaran suami-isteri

Siapapun yang bercerita kepada sekretaris, baik itu isteri maupun pimpinan, jangan ikut campur atau memberi komentar jika hal tersebut pertengkaran antara suami dengan isteri pimpinannya. Jadilah pendengar yang baik dan menahan diri dari keinginan menjadi juru damai.

Sebagai sekretaris, bersikaplah netral karena memang pertengkaran dalam sebuah rumah tangga adalah hal yang biasa, meskipun terkadang masalahnya terlihat hebat.

5) Jangan menanggapi bila sang pimpinan mencela isterinya

Pimpinan yang ingin merayu sekretaris, biasanya akan mulai dengan cerita model lama, yaitu membeberkan semua kekurangan isterinya. Sekretaris yang professional tentu akan menutup telinga terhadap rayuan tersebut. Percayalah, keadaan sebenarnya tidak sejelek seperti yang dipaparkan. Karena suami yang baik tidak mungkin membicarakan kekurangan atau kejelekan isterinya.

6) Berilah respek yang wajar kepada isteri pimpinan

Apabila sekretaris mendengar isu tentang kekurangan isteri pimpiann atau mungkinn mengetahui sendiri, maka sekretaris harus tetap bersikap hormat dan ramah terhadapnya. Lebih baik bersikap saling menghargai karena tidak seorang pun yang sempurna. Tiap-tiap orang pasti mrempunya kekurangan dan kelebihan. Jadi kelebihan itulah yang perlu ditonjolkan dan dilihat. Bahkan, apabila isteri pimpinan minta bantuan Anda sebagi sekretaris suaminya, maka kerjakan dengan senag hati dan ikhlas selama tidak sibuk.

7) Jagalah jarak yang aman dengan isteri pimpinan

Loyalitas sekretaris terutama ditunjukkan kepada pimpian untuk bekerja membantu kelancaran tugas pimpinan bukan pada isteri pimpinan. Oleh karena itu, antara sekretaris dengan isteri pimpinan tidak perlu terlalu dekat dan akrab, sehingga sekretaris tidak bingung dalam menempatkan loyalitasnya. Terutama sekretaris harus tetap menjaga kerahasiaan pimpianan kepada isterinya, baik yang bersifat kedinasan maupun pribadi.

Apabila seorang sekretaris mengetahui pimpinan bermain cinta dengan wanita lain, sekretaris tidak memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kepada isternya. Begitu pula seorang pimpinan yang di kantor mempunyai kebiasaan marah, sekretaris tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada isterinya. Sehingga dengan mengambil jarak dan membatasi hubungan secara formal akan membuat posisi sekretaris nyaman tadak mempunyai beban.

8) Bantulah pimpinan memberikan perhatian kepada isterinya

Pria sering melupakan hari-hari penting dalam kalender rumah tangganya, meskipun ia sangat mencinta keluarganya. Sebagai sekretaris yang baik, wajib mengingatkan mengenai ulang tahun isterinya. Apabila pimpinan tidak mempunyai waktu untuk mencari kado pada hari-hari istimewa ini, menjadi tugas sekretaris untuk menyiapkannya. Kebahagiaan yang diperoleh pimpinan beserta keluarganya dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa diliputi rasa haru dan ceria dari isteri beserta putra-putrinya akan bermuara kepada sekretaris tersebut, bijaksana dan penuh pengabdian.

Dengan menerapkan delapan pedoman di atas, diharapkan dapat menjaga keprofesionalan sekretaris, sehingga tercermin dalam perilakunya. Dann meminimalisir anggapan negative yang selama ini melekat pada sekretaris, baik wanita maupun pria.

2.6 Keprofesionalan sekretaris

Ketika mendengar profesi seorang sekretaris yang terlintas dibenak kita adalah perempuan, energik dan gaul. Sekretaris yang lebih sering dijumpai seorang perempuan hal ini dikarenakan fungsi dasar sekretaris itu sendiri tidak pernah lepas dari surat menyurat, mengatur jadwal, mengatur dan menyiapkan perjalanan atasan, menerima tamu atasan bahkan sampai mengurusi keperluan dan kebutuhan keluarga atasan yang memang kemampuan tersebut lebih dimiliki oleh seorang perempuan dibanding laki-laki.

Sekretaris juga selalu identik dengan energik, karena tekanan dari pimpinan yang tidak sabar menunggu dalam mendelegasikan pekerjaan sehingga sekretaris terbentuk menjadi pribadi yang menuntut kesempurnaan, cakap, dan cenderung tidak sabar.

Selain itu sekretaris juga identik dengan bergaul. Dalam pengertian ini, banyak alasan yang dijadikan seseorang untuk bergaul. Sehingga dari sekian alasan tersebut sebenarnya funsi dari pergaulan itu sendiri adalah selain menambah pengetahuan dan wawasan yang terpenting adalah menambah mitra atau relasi yang nantinya akan memudahkan peranan sekretaris dalam memenuhi kebutuhan atasannya. (http://ernanyausni.blogspot.com/2008/08/citra-sekretaris-dan-peranannay.html)

Oleh karena itu secara professional dapat disimpulkan bahwa terdapat empat syarat seorang sekretaris yang baik, yaitu:

1) Personality, di antaranya sabar, tekun, disiplin, tidak cepat menyerah, berpenampilan baik, jujur, loyal, pandai berbicara, sopan dan bisa menjaga image perusahannya.

2) General Knowledge, memiliki kemampuan memadai terhadap segala sesuatu perubahan dan perkembangan yang terjadi, terutama yang berkaitan dengan aktivitas organisasi.

3) Special Knowledge, memiliki pengetahuan yang berkaitan khusus dengan posisinya sebagai seorang sekretaris.

4) Skill And Technic, di antaranya meliputi kemampuan mengetik, koresponednsi, stenografi (sekarang bukan syarat mutlak) dan kearsipan.

5) Practice, kemampuan melaksanakan tugas seharu-hari seperti menerima telepon, menerima tamu, menyiapkan rapat, membuat agenda pimpinan dll. (http://nurul.ranahdamai.org/)



(Writer : kartika ayu lestari, State University oF Malang FE Faculty, S1. Pend. admin perkantoran)

2 komentar:

gagaw mengatakan...

aku gk paham....

Anonim mengatakan...

haee.... emoNya gk keluar y?? :))

Posting Komentar

Recent Comment